Ini adalah kuis kecil-kecilan, sebagai tanda syukur atas 8 tahun pernikahan saya dengan suami. Tapi jangan fokus ke kuis dan hadiahnya, fokuslah ke tips dari teman-teman saya tentang bagaimana mereka merawat rumah tangga agar tetap harmonis.
Cinta Sepasang Renta
Sayang, Akankah Kau Mengajakku ke Pantai Lagi?
Hari ini cerah sekali.
Sayang, akankah kau mengajakku ke pantai lagi?
Aku begitu rindu pada tapak kaki yang pernah kita jejakkan di pantai itu.
Sudahkah mereka hilang disapu gelombang?
Ataukah mereka masih bertahan dalam peluk pepasiran?
Sayang, akankah kau mengajakku ke pantai lagi?
Lalu melupakan gelisah di hatiku dan hatimu.
Aku, dalam genggam tanganmu, berjalan menyisir tepian tanpa ujung.
Angin, bau ikan, dan debur ombak menjadi istimewa.
Kita teruskan langkah, menghalau gundah.
Dan meski tanpa kata, kau dan aku telah sama-sama tahu..
Bahwa diantara genggam jemari kita, ada sesuatu bernama cinta.
Jarum Benang
Aku memegang gulungan benang…
Namun tiada mampu kutemukan dimana ujung dan pangkalnya. (lebih…)
Mandor Masjid
Ini hanyalah sekelumit kenangan lamaku tentang dia yang bernama Rubijah. Kenangan yang hingga saat ini membuatku bangga sekaligus malu. Tapi mungkin rasa malu itu hanya seujung jariku bila dibandingkan dengan rasa banggaku pada sosoknya. Sosok Simbok di masa kecilku yang kalau lagi keluar galaknya, membuat aku malu pada teman-temanku. Tapi sering di saat-saat tertentu, aku pun bangga menjadi cucunya.
Serial Rubijah : Brownies Katresnan
“Cinta ibu sepanjang jalan, cinta anak sepanjang galah.”
Sepertinya ungkapan itu memang benar untuk menggambarkan cinta kasih seorang ibu. Diibaratkan seperti sebuah jalan, tanpa ujung, tanpa akhir. Begitulah cinta seorang ibu pada anak-anaknya. Tanpa melihat adanya jalan buntu tentu. Hehe… Kalaupun ada seorang ibu yang tega menyakiti buah hatinya, kurasa ada yang salah dalam diri dan kehidupan ibu itu. Entahlah.
Catatanku kali ini hanya akan bercerita tentang seorang ibu dengan cintanya yang sepanjang jalan. Ya, si ibu itu adalah Rubijah. Mbah Sastro putri, simbahku yang biasa kupanggil Simbok.
Serial Rubijah : Ojo Grusa Grusu
Kali ini Simbokku aka Mbah Sastro, bicara jodoh. Hampir setiap sore, menjelang adzan Maghrib, aku dan Simbok duduk-duduk di teras. Ada saja yang bisa dijadikan bahan obrolan.Tapi hampir sepanjang obrolan itu, aku lebih banyak diam mendengarkan.