Kotagede punya hajat nih. Sepanjang Jl. Kemasan sedang porak poranda karena ada proyek galian Saluran Air Hujan (SAH). Tentu proyek ini berdampak pada semua pengguna jalan. Tidak hanya warga yang kerap melewati jalur di Jl. Kemasan ini saja, dampak penggalian ini juga dirasakan para pedagang di sekitar trotoar.
Para pedagang yang semula berjualan di trotoar sepanjang Jl. Kemasan mau tak mau harus berpindah tempat untuk sementara. Diantara para pedagang itu, ada pedagang kue Khamir favorit suami saya, yang semula berjualan di Jl. Kemasan utara Bank Mandiri, sekarang pindah ke Jl. Karanglo Kotagede. Dampaknya? Jualannya tak serame saat di Jl. Kemasan yang memang strategis sekali.
Beberapa pedagang lain pun turut berpindah tempat, seperti pedagang gudeg, leker, siomay dll. Beberapa mengeluh sepi, tapi beberapa tetap rame seperti biasa. Itulah ya, rizki dari Allah memang sudah ditetapkan. Mau rame atau sepi, mau ada proyek saluran air atau tidak, kalau sudah jatah rizkinya ya akan datang.
Hal menarik dari proyek drainase ini adalah adanya alat-alat berat yang berjejer di sepanjang Jl. Kemasan. Sebuah wahana foto baru bagi warga sekitar yang sejak pandemi memang kurang hiburan. 😆
Alat berat seperti backhoe (Â alat berat serbaguna yang digunakan untuk penggalian, ekskavasi, pembuatan parit, dan lainnya) menjadi background foto-foto yang menarik sekali.
Biasanya warga sekitar berfoto di antara backhoe dan gorong-gorong ini di pagi hari. Saat para pekerja galian belum bertugas, dan jalanan masih aman dilewati.
Tertarik mencoba swafoto atau foto keluarga dengan background alat berat dan jalanan yang penuh lubang galian? Datang saja pagi-pagi ke sekitaran Jl. Kemasan. Jangan lupa tetap memakai masker dan selalu berhati-hati saat melewati jalanan Kemasan. Banyak lubang!